Kamis, 25 Maret 2021

LAST CRISTMAST: SERUPA BUNGA RAMPAI HIDUP ITU INDAH DAN HANYA ITU YANG KITA PUNYA MILIK DEA ANUGRAH

 

Konon, suatu malam seorang manusia memaksa manusia lainnya untuk menonton film berjudul "Last Cristmast". Agaknya karena nyali si manusia lain ini hanya sebesar biji kacang polong, ia berprasangka buruk. Ia menganggap bahwa semua kata "Last" berarti kematian, dan segala kematian selalu berkaitan dengan hal yang mengerikan dan menakutkan. Sama menolaknya ketika seorang manusia ini mengatakan bahwa film tersebut bergenre romance. Dengan dagu sedikit terangkat, si manusia lain mengatakan film favoritnya adalah film yang memiliki tokoh utama perempuan superpower dengan kehendaknya sendiri yang mati-matian ingin diwujudkan. Film romance, ah. Hidup terlalu jalang untuk sekadar digambarkan dengan kegembiraan akan romansa-romansa murahan.

Nah, singkatnya, beginilah isi dari filmnya:

Kisah ini milik seorang gadis periang,Si Peri di toko pernak-pernik natal. Ah, karakter si gadis (sebut saja dengan nama Kate) mencerminkan streotipe manusia pada buku-buku fiksi populer: periang dan sedikit ceroboh, namun karakter itu adalah topeng dari segudang kebimbangan atas jati dirinya dan keruwetan . Ia adalah gadis periang yang sering melakukan hal-hal memalukan. Hingga ia bertemu dengan seorang lelaki tampan dan pergi kencan dengannya. Sebut saja si cowok tampan—tinggi,  berkulit terang, berhidung mancung, dan tentu saja beraroma wangi, meskipun aku tidak yakin dengan kata sifat yang kuucapkan di bagian akhir. Tapi kutebak ia benar-benar wangi.

Tidak ada hal ganjil terjadi, kecuali bagian di mana si lelaki tampan bernama Tom ini selalu datang tiba-tiba seperti seorang pesulap yang menggunakan dirinya sendiri sebagai objek sulapnya ketika ia bilang, "Hilanglah". Melalui tokoh Tom inilah Kate disadarkan mengenai fakta bahwa hidup tidak indah tapi tetap harus dinikmati.

Premis tersebut mengingatkanku pada tulisan-tulisan milik Dea Anugerah dalam bukunya yang berjudul Hidup Begitu Indah dan Hanya Itu yang Kita Punya. Katanya:

 

“Dunia ini, yang tak suci dari kejahatan dan bencana, kasak-kusuk dan pengkhianatan, memang bukan le meilleur des mondes possibles atau “dunia terbaik dari semua dunia yang mungkin ada”. Namun, dunia juga bukan kakus mampat. Setiap saat puas dan kecewa menantikan kita, berdampingan. Suka dan dukacita, baik dan buruk, elok dan teruk, juga apa-apa yang berada di antara mereka, senantiasa mengisi kehidupan kita yang bakal retak dan tak perlu diabadikan ini.

Tidak ada bukti faktual bahwa dunia bertujuan, dan kita tinggal di dalamnya tanpa pernah meneken tanda setuju. Namun, kita bisa menikmati sebagaimana adanya. Kita dapat bersandar pada banyak alasannya dan berkata, tanpa berteriak, bahwa hidup ini layak dijalani: musik, sepak bola, persahabatan, humor, belas kasih, cinta.... Dan dari pemahamanyang demikian, harapan bisa terus lahir.”

 

Daaaan, di paragraf-paragraf panjang yang lebih mirip racauan ketimbang tulisan ini, aku hanya ingin bilang: mari hidup untuk kebaikan-kebaikan kecil di dunia ini, kebaikan tidak terduga dari orang kamu benci, kebaikan singkat dari orang yg numpang lewat saja dalam hidup ini. Jadi, ayo nikmati hidup yang tidak indah ini!

 

*Tentu saja ini sebagai pengingat bagi manusia yang  sebenarnya tidak menikmati tapi tetap berusaha menikmati hidup sekalipun sadar bahwa sebenarnya hidup tidak nikmat-nikmat amat. Siapa orangnya? Tentu aku sendiri

0 komentar:

Posting Komentar